Prinsip
pembelajaran berdasarkan DAP:
1)
Semua aspek perkembangan pada anak saling terkait, artinya perkembangan dalam
satu aspek dapat membatasi atau memudahkan atau melancarkan perkembangan
kemampuan lainnya. 2) Perkembangan terjadi dalam urutan yang relative teratur,
artinya urutan pertumbuhan dan perubahan yang terjadi pada anak dapat
diprekdisikan (terutama 9 tahun pertama).
3) Perkembangan berlangsung secara bervariasi antara anak
yang satu dengan anak yang lainnya serta tidak merata dalam aspek-aspek
perkembangan yang berbeda. 4) Pengalaman awal yang dialami anak mempunyai efek
langsung maupun efek tertentu terhadap perkembangan anak secara individual. 5)
Perkembangan berlangsung kea rah yang mengandung kompleksitas, tatanan, dan
internalisasi yang lebih besar. 6) Perkembangan anak dipengaruhi oleh konteks
social budaya, seperti konteks social buadaya keluarga, latar belakang
pendidikan, masyarakat, serta lingkungan anak yang lebih luas. 7) Anak-anak
adalah pelajar yang aktif. 8) Perkembangan anak adalah hasil dari interaksi
kematangan biologis dan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan
social dimana ia hidup. 9) Bermain adalah suatu wahana yang penting bagi
perkembangan social, emosi dan kognitif anak. 10) Perkembangan anak akan
meningkat jika anak-anak mempunyai kesempatan untuk mempraktikkan keterampilan
baru yang diperolehnya dan jika mereka memperoleh tantangan. 11) Anak-anak
mempunyai cara untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan yang
berbeda-beda. 12) Atas dasar itu, maka para pendidik disamping menyediakan
laingkungan yang sehat, aman, dan menyediakan makanan dengan gizi yang baik,
juga harus memberuikan layanan yang komprehensif kepada anak.
Aspek-aspek
yang harus diperhatikan dalam pembelajaran holistic:
a)
Belajar sesuai kematangan anak, belajar dimulai dari satu kematangan, sebelum
manuju kepada kematangan selanjutnya. b) Terpenuhi kebutuhan fisik dan psikologis,
kebutuhan fisik harus dipenuhi terutama berkaitan nutrisi (gizi) dan kerja
struktur tubuh, sedangkan kebutuhan bersifat psikologis adalag yang mengarah
pada motivasi, minat (interest) dan kestabilan emosi anak, sebelum kegiatan,
pada saat mengikuti kegiatan maupun pada akhir kegiatan. c) Lingkungan fisik,
psikologis dan budaya, lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di luar
diri anak, baik fisik, psikologis maupun budaya. Lingkungan pikologis terutama
terkait dengan jaminan rasa aman dan tertera saat mengikuti kegiatan. Kemudian
lingkungan budaya diarahkan pada pengelolaan system nilai/moral (religious),
peraturan/disiplin, serta suasana spiritual yang dikembangkan. d) Kegiatan
merangsang seluruh indera dan gaya belajar anak, artinya kegiatan yang
dikembangkan dapat menyentuh sekuruh indera anak. Setiap keseimbangan unsur
perkembangan pada anak akan terfasilitasi secara seimbang. Dengan demikian,
kegiatan dapat memfasilitasi keragaman gaya belajar anak. e) Anak belajar
melalui kombinasi pengalaman, pengajaran tersebut memilki sifat menyatukan atau
mengombinasikan berbagai unsur pengalaman belajar dalam satu paket kegiatan
yang utuh yang dapat digunakan ebagai pilihan pembelajaran. f) Strategi
kegiatan melalui pengalaman langsung, factor terpentingdalam pembelajaran
berdasarkan holistic adalah mengakomodasi dalam berfikir anak yang masih
konkret, realistis dan sederhana melalui pengalaman langsung dan sambil
melakukan. g) Suasana menyenangkan dan bersahabat, penerapan prinsip belajar
melalui bermain dapat menyajikan program belajar dan diikuti secara
menyenangkan oleh anak. Pembelajaran yang berlandaskan pada holistic harus
dikemas secara bersahabat sehingga produk belajar bukan hanya menjadikan anak
bisa belajar secara optimal, tetapi juga menumbuhkan semangat dan cinta belajar
sehingga mendukung terciptanya pembelajaran sejati. h) Lebih menekankan pada
belajar untuk belajar, kegiatan belajar di sekolah sebaiknya merupakan
pembekalan kemandirian dalam belajar sehingga bekal untuk menjadi pembelajar sepanjang
hayat.
Prinsip –Prinsip Pembelajaran Terpadu Berbasis Tema:
a)
Tema harus berorientasi pada usia, perbedaan individu dan social anak. b) Tema
harus berkaitan langsung denga pengalaman hidup nyata anak dan harus dibangun
berdasarkan apa yang telah mereka ketahui dan apa yang ingin mereka ketahui. c)
Setiap tema harus menyajikan konsep untuk diselidiki oleh anak. d) Setiap tema
harus didukung oleh suatu pengetahuan yang telah diteliti secara cermat. e)
Tema harus mengintegrasikan isi belajar dan proses belajar dan proses belajar
khusus lainnya yang dihubungkan dengan setiap bidang kurikulum. f) Informasi
yang berhubungan dengan tema harus disampaikan kepada anak melalui pengalaman
langsung yang melibatkan penemuan aktif. g) Kegiatan yang berhubungan dengan
tema harus menggambarkan bidang kurikulum dan mendukung keterpaduannya. h)
Dalam pembelajaran tema, materi yang sama harus diberikan lebih dari satu kali
dan dimasukkan ke dalam jenis-jenis kegiatan yang berbeda. i) Tema harus
memungkinkan untuk dilaksanakan melaui kegiatan proyek yang diprakarsai dan
dipimpin oleh anak. j) Tema harus memberikan kesempatan bagi anak untuk
mendokumentasikan dan merefleksikan tentang apa yang telah mereka pelajari. k)
Tema harus memasukkan cara-cara untuk melibatkan anggota keluarga anak. l)
Setiap tema harus diperluas atau direvisi sesuai dengan minat dan pemahaman
yang ditunjukkan oleh anak.
Keunggulan-keunggulan Pembelajaran Terpadu Berbasis Tema bagi pengembangan social emosional anak:
a)
Tingginya aktivitas anak akan dapat menyalurkan energy emosi dari diri anak
tersebut sehingga emosi anak dapat lebih stabil dan seimbang. Dengan demikian,
gangguan-gangguan emosi yang biasa muncul meledak-ledak pada anak dapat lebih
dikendalikan. Srelain itu anak yang mengikuti kegiatan pembelajaran berbasis
tema secara penuh akan mendapatkan keuntungan ganda, yaitu peningkatan
kemampuan kognitif dan penigkatan kemampuan dalam mengenali, megendalikan, dan
mengelola emosinya. b) Dapat mengembangkan cara belajar kooperatif dengan teman
sebayanya. Intensitas anak bekerja dalam kegiatan yang melibatkan anak lainnya,
bukan hanya dapat meningkatkan keterampilan social anak secara umum, tetapi
juga meningkatkan keterampilan social yang lebih positif sifatnya, yaitu yang
disebut cooperative learning. c) Meningkatkan keeratan kelompok anak. d)
Mengembangkan minat kebersamaan yang diarahkan kepada hubungan positif dengan
teman sebaya. e) Anak akan menemukan teman sekelas yang cocok dengan dirinya.
Kemampuan mengidentifikasi diri merupakan keterampilan yang cukup sulit
diajarkan secara formal (akademis).
0 comments:
Post a Comment