.

Monday, November 19, 2012

Metode Pengembangan Sosial Emosional Anak

R.D.K holdings S.A

Prinsip pembelajaran berdasarkan DAP:
1) Semua aspek perkembangan pada anak saling terkait, artinya perkembangan dalam satu aspek dapat membatasi atau memudahkan atau melancarkan perkembangan kemampuan lainnya. 2) Perkembangan terjadi dalam urutan yang relative teratur, artinya urutan pertumbuhan dan perubahan yang terjadi pada anak dapat diprekdisikan (terutama 9 tahun pertama).
3) Perkembangan berlangsung secara bervariasi antara anak yang satu dengan anak yang lainnya serta tidak merata dalam aspek-aspek perkembangan yang berbeda. 4) Pengalaman awal yang dialami anak mempunyai efek langsung maupun efek tertentu terhadap perkembangan anak secara individual. 5) Perkembangan berlangsung kea rah yang mengandung kompleksitas, tatanan, dan internalisasi yang lebih besar. 6) Perkembangan anak dipengaruhi oleh konteks social budaya, seperti konteks social buadaya keluarga, latar belakang pendidikan, masyarakat, serta lingkungan anak yang lebih luas. 7) Anak-anak adalah pelajar yang aktif. 8) Perkembangan anak adalah hasil dari interaksi kematangan biologis dan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan social dimana ia hidup. 9) Bermain adalah suatu wahana yang penting bagi perkembangan social, emosi dan kognitif anak. 10) Perkembangan anak akan meningkat jika anak-anak mempunyai kesempatan untuk mempraktikkan keterampilan baru yang diperolehnya dan jika mereka memperoleh tantangan. 11) Anak-anak mempunyai cara untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan yang berbeda-beda. 12) Atas dasar itu, maka para pendidik disamping menyediakan laingkungan yang sehat, aman, dan menyediakan makanan dengan gizi yang baik, juga harus memberuikan layanan yang komprehensif kepada anak.  

Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam pembelajaran holistic:
a) Belajar sesuai kematangan anak, belajar dimulai dari satu kematangan, sebelum manuju kepada kematangan selanjutnya. b) Terpenuhi kebutuhan fisik dan psikologis, kebutuhan fisik harus dipenuhi terutama berkaitan nutrisi (gizi) dan kerja struktur tubuh, sedangkan kebutuhan bersifat psikologis adalag yang mengarah pada motivasi, minat (interest) dan kestabilan emosi anak, sebelum kegiatan, pada saat mengikuti kegiatan maupun pada akhir kegiatan. c) Lingkungan fisik, psikologis dan budaya, lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di luar diri anak, baik fisik, psikologis maupun budaya. Lingkungan pikologis terutama terkait dengan jaminan rasa aman dan tertera saat mengikuti kegiatan. Kemudian lingkungan budaya diarahkan pada pengelolaan system nilai/moral (religious), peraturan/disiplin, serta suasana spiritual yang dikembangkan. d) Kegiatan merangsang seluruh indera dan gaya belajar anak, artinya kegiatan yang dikembangkan dapat menyentuh sekuruh indera anak. Setiap keseimbangan unsur perkembangan pada anak akan terfasilitasi secara seimbang. Dengan demikian, kegiatan dapat memfasilitasi keragaman gaya belajar anak. e) Anak belajar melalui kombinasi pengalaman, pengajaran tersebut memilki sifat menyatukan atau mengombinasikan berbagai unsur pengalaman belajar dalam satu paket kegiatan yang utuh yang dapat digunakan ebagai pilihan pembelajaran. f) Strategi kegiatan melalui pengalaman langsung, factor terpentingdalam pembelajaran berdasarkan holistic adalah mengakomodasi dalam berfikir anak yang masih konkret, realistis dan sederhana melalui pengalaman langsung dan sambil melakukan. g) Suasana menyenangkan dan bersahabat, penerapan prinsip belajar melalui bermain dapat menyajikan program belajar dan diikuti secara menyenangkan oleh anak. Pembelajaran yang berlandaskan pada holistic harus dikemas secara bersahabat sehingga produk belajar bukan hanya menjadikan anak bisa belajar secara optimal, tetapi juga menumbuhkan semangat dan cinta belajar sehingga mendukung terciptanya pembelajaran sejati. h) Lebih menekankan pada belajar untuk belajar, kegiatan belajar di sekolah sebaiknya merupakan pembekalan kemandirian dalam belajar sehingga bekal untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.  

Prinsip –Prinsip Pembelajaran Terpadu Berbasis Tema:
a) Tema harus berorientasi pada usia, perbedaan individu dan social anak. b) Tema harus berkaitan langsung denga pengalaman hidup nyata anak dan harus dibangun berdasarkan apa yang telah mereka ketahui dan apa yang ingin mereka ketahui. c) Setiap tema harus menyajikan konsep untuk diselidiki oleh anak. d) Setiap tema harus didukung oleh suatu pengetahuan yang telah diteliti secara cermat. e) Tema harus mengintegrasikan isi belajar dan proses belajar dan proses belajar khusus lainnya yang dihubungkan dengan setiap bidang kurikulum. f) Informasi yang berhubungan dengan tema harus disampaikan kepada anak melalui pengalaman langsung yang melibatkan penemuan aktif. g) Kegiatan yang berhubungan dengan tema harus menggambarkan bidang kurikulum dan mendukung keterpaduannya. h) Dalam pembelajaran tema, materi yang sama harus diberikan lebih dari satu kali dan dimasukkan ke dalam jenis-jenis kegiatan yang berbeda. i) Tema harus memungkinkan untuk dilaksanakan melaui kegiatan proyek yang diprakarsai dan dipimpin oleh anak. j) Tema harus memberikan kesempatan bagi anak untuk mendokumentasikan dan merefleksikan tentang apa yang telah mereka pelajari. k) Tema harus memasukkan cara-cara untuk melibatkan anggota keluarga anak. l) Setiap tema harus diperluas atau direvisi sesuai dengan minat dan pemahaman yang ditunjukkan oleh anak.  

Keunggulan-keunggulan Pembelajaran Terpadu Berbasis Tema bagi pengembangan social emosional anak:
a) Tingginya aktivitas anak akan dapat menyalurkan energy emosi dari diri anak tersebut sehingga emosi anak dapat lebih stabil dan seimbang. Dengan demikian, gangguan-gangguan emosi yang biasa muncul meledak-ledak pada anak dapat lebih dikendalikan. Srelain itu anak yang mengikuti kegiatan pembelajaran berbasis tema secara penuh akan mendapatkan keuntungan ganda, yaitu peningkatan kemampuan kognitif dan penigkatan kemampuan dalam mengenali, megendalikan, dan mengelola emosinya. b) Dapat mengembangkan cara belajar kooperatif dengan teman sebayanya. Intensitas anak bekerja dalam kegiatan yang melibatkan anak lainnya, bukan hanya dapat meningkatkan keterampilan social anak secara umum, tetapi juga meningkatkan keterampilan social yang lebih positif sifatnya, yaitu yang disebut cooperative learning. c) Meningkatkan keeratan kelompok anak. d) Mengembangkan minat kebersamaan yang diarahkan kepada hubungan positif dengan teman sebaya. e) Anak akan menemukan teman sekelas yang cocok dengan dirinya. Kemampuan mengidentifikasi diri merupakan keterampilan yang cukup sulit diajarkan secara formal (akademis).

Ditulis Oleh : Unknown Hari: 7:15 AM Kategori:

0 comments:

Post a Comment

 
iNet Squared Ltd
Incubationer LTD