Herbert
Spencer
Menurut
Herbert Spencer, fakta pertama yang penting dalam proses evolusi sosial adalah
peningkatan jumlah penduduk. Pertumbuhan ini tergantung pada persediaan makanan
dan kesempatan-kesempatan yang disajikan oleh alam. Pertumbuhan itu bukan hanya
merupakan akibat dari kelebihan kelahiran, tetapi juga dapat timbul dari
penggabungan satuan-satuan sosial yang disertai dengan peningkatan diferensiasi
struktural. Hal ini berarti mulai ada bagian-bagian yang dapat dibedakan. Bagian-bagian
ini juga mengisi fungsi yang berbeda-beda dari keseluruhan sehingga tergantung
satu dengan yang lainnya. Saling ketergantungan ini dinyatakan sebagai
peningkatan integrasi.
Spencer
membagi tiga aspek dalam proses evolusi, yaitu diferensiasi struktural,
spesialisasi fungsional, dan integrasi yang meningkat. Lalu, Spencer membagi
struktur, bagian, atau sistem yang timbul dalam evolusi masyarakat menjadi
tiga, yaitu :
- Sistem penopang, berfungsi untuk mencukupi keperluan-keperluan bagi ketahanan hidup anggota masyarakat.
- Sistem pengatur, berfungsi untuk memelihara hubungan-hubungan dengan masyarakat lainnya dan mengatur hubungan-hubungan yang terjadi di antara anggotanya.
- Sistem pembagi (distributif), berfungsi untuk mengankut barang-barang dari suatu sistem ke sistem lainnya.
Tahap-tahap
dalam proses evolusi sosial dengan tipe-tipe masyarakat, dibagi oleh Spencer
menjadi tiga bagian, yaitu :
- Tipe masyarakat primitif. Dalam masyarakat primitif boleh dikatakan belum ada diferensiasi dan spesialisasi fungsional. Pembagian kerja masih sedikit. Hubungan kekuasaan belum jelas terlihat. Masyarakat dengan tipe ini sangat tergantung kepada lingkungan. Kerja sama terjadi dengan spontan dan didukung oleh hubungan kekeluargaan.
- Tipe masyarakat militant. Pada tipe masyarkaat ini, heterogenitas sudah mulai meningkat karena bertambahnya jumlah penduduk atau karena penaklukan. Hal yang penting ialah koordinasi tugas-tugas yang dikhususkan, dilakukan dengan paksaan. Cara ini memerlukan sistem-sistem atau bagian-bagian yang dapat mengatur dirinya sendiri. Kerja sama yang tidak sukarela ini dijamin keberlangsungannya oleh seorang pemimpin, kemudian oleh Negara secara nasional. Pengendalian oleh Negara tidak saja terbatas pada produksi dan distribusi, tetapi juga pada bidang-bidang kehidupan pribadi.
- Tipe masyarakat industry. Masyarakat industry bercirikan suatu tingkat kompleksitas yang sangat tinggi, yang tidak lagi dikendalikan oleh kekuasaan Negara. Sebagai penggantinya, masyarakat mengendalikan diri sendiri, seperti hak menentukan diri sendiri, kerja sama sukarela, dan keseimbangan berbagai kepentingan. Kondisi ini mengakibatkan individualisasi yang ditandai dengan berkurangnya campur tangan pemerintah.
Kebebasan
dan toleransi menjadi nilai-nilai sentral masyarakat. Terjadilah consensus
tentang nilai-nilai sentral itu. Nilai-nilai ini terutama berdasarkan
penerimaan aturan-aturan ilmiah dan pendirian bahwa bidang kehidupan pribadi
tidak dapat diganggu gugat. Saling ketergantungan yang semakin meningkat ini
memperbesar kemauan untuk berkompromi dan kemauan ini menguntungkan bagi
hubungan-hubungan yang damai.
0 comments:
Post a Comment