.

Tuesday, November 20, 2012

Gigitan ular

R.D.K holdings S.A

Gigitan ular merupakan suatu keadaan gawat darurat yang apabila tidak segera ditangani dapat menyebabkan kematian. Resiko infeksi gigitan lebih besar dari luka biasa karena toksik / racun mengakibatkan infeksi yang lebih parah.

Tidak semua ular berbisa tetapi karena hidup pasien tergantung ketepatan diagnosa maka pada keadaan yang meragukan ambil sikap menganggap semua gigitan ular berbisa. Pada kasus gigitan ular 11 % kemungkinan meninggal karena racun ular bersifat Hematotoksik, Neurotoksik, dan Hitaminik.

Gejala dan tanda gigitan ular berbisa
  • Bekas gigitan yang khas yaitu 2 luka tusuk dengan jarak tertentu disertai luka bekas gigitan gigi bawah yang lebih dangkal
  • Daerah yang digigit dalam waktu 3-5 menit akan membengkak hebat dan terjadi ganggren.
  • Darah yang dihancurkan menembus dinding pembuluh lalu berkumpul di jaringan sekitarnya (perdarahan lokal)
  • Sakit yang hebat didaerah gigitan
  • Gejala lanjut yang mungkin terjadi adalah :
  • Jantung berdenyut tak teratur, diikuti dengan kelemahan seluruh badan dan berakhir dengan syok
  • Sakit kepala hebat, pusing, mengigau, pikiran terganggu sehingga tidak sadar
  • Otot tidak terkoordinasi sehingga tidak dapat mengambil atau memindahkan benda kecil (lumpuh dan kejang)
  • Terjadinya perdarahan dala usus dan ginjal, sehingga terjadi melena dan hematuria
  • Sesakj napas karena terjadi kelumpuhan pernapasan
  • Mual, muntah, dan mencret
Penatalaksanaan Medik

Tujuan pengobatan gigitan ular adalah memperlambat masuknya racun ke aliran darah, membuang toksin, menetralkan toksin yang sudah masuk, dan menjaga volume darah.
Sikap Waktu menghadapi Orang yang Digigit Ular
  1. Baringkan klien dan usahakan ia tetap tenang. Anggota badan yang digigit ular jangan digerak-gerakkan.
  2. Pasanglah tornikuet 5 – 10 cm roksimal dari tempat gigitan pada tungkai atau lengan. Tornikuet harus diikat erat-erat agar darah vena tidak dapat kembali ke jantung, tetapi darah arteri tetap daopat masuk ke daerah itu. Tekanan di pasang di antara tekanan sistole dan diastole. Tornikuet harus dilepaskan setriap 20 menit selama 30 detik, agar darah segar dapat masuk ke daerah itu.
  3. Cuci luka gigitan dengan air dan sabun atau water steril tetapi jangan digosok-gosok. Buatlah sayatan silang tepat pada tempat masuk taring ular itu, panjang sayatan kira-kira 1 cm dan dalamnya 0.5 cm. Siramlah dengan water steril sambil menekan daerah sekitar luka dan siram dengan larutan perhidroluntuk untuk mengeluarkan bisa dan darah yang sudah terkontaminasi racun ular. Bila menemui penderita ditempat kejadian dapat segera menghisp darahnya dengan mulut.
  4. Beri secepatnya Serum Anti Bisa Ular (SABU). Caranya, 5 ml Serum Anti Bisa Ular Polivalen disuntikkan subkutan di sekitar gigtan dan 15 ml intramuskuler.
  5. Tutup luka dengan kasa untuk menghindari kontaminasi dari udara luar 
Asuhan keperawatan

Dx keperawatan : Nyeri akut berhubungan dengan cidera jaringan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawtan diharapkan nyeri berkurang atau sama dengan hilang

Kriteria hasil : Klien mengatakan nyeri berkurang, Klien tampak relaks dan tenang
Intervensi :
  1. Pantau tanda  tanda vital, R/ Perubahan TTV merupakan indikasi adanya peningkatan respon nyeri 
  2. Jelaskan penyebab nyeri, R/ Informasi dapat berdampak pada psikologis klien dan klien dapat lebih kooperatif terhadap tindakan medis yang akan dilakukan
  3. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi , R/ Mengalihkan perhatian nyeri dan menoleransi nyeri
  4. Kolaborasi pemberian analgesik, R/ menurunkan rangsang nyeri. 
Dx keperawatan : Resiko tinggi Infeksi menyeluruh berhubungan dengan proses penyebaran racun
Tujuan : Infeksi yang lebih parah tidak terjadi
Kriteria hasil : Tanda tanda infeksi tidak muncul, TTV dalam batas normal
Intervensi :
  1. Pantau tanda tanda vital dan keadaan umum klien, R/ perubahan TTV dapat mengindikasikan terjadinya keracunan 
  2. Hindarkan kontak luka dengan asam, yodium, dan benda panas, R/ dapat mempercepat sirkulasi racun
Kolaborasi :
  1. Berikan injeksi anastetik pada sekitar luka bukan pada luka, R/ menurunkan nyeri saat dilakukan insisi,injeksi pada luka dapat mempercepat jalanya racun
  2. Kolaborasi untuk dilakukan insisi pada area gigitan, R/ untuk memperlebar luka sehingga memberikan kesempatan pada racun untuk keluar bila dilakukan pengisapan maupun setelah dilakukan injeksi anti bisa
  3. Hisap luka dengan Breast pum / semprit atau hisapan mulut, R/ bisa ular tidak berbahaya bila tertelan
  4. Berikan injeksi SABU (serum anti bisa ular) 2,5 cc pada area sekitar luka dan 2,5 cc pada intra muskular, R/ Injeksi pada area sekitar luka dimaksudkan untuk mengikat racun agar tidak menyebar, injeksi pada im dimaksudkan agar racun yang terlanjur tersebar pada aliran darah dapat segera diikat dan di ekskresikan melalui ginjal.
  5. Untuk anak kecil berikan 2-3 x dari dosis orang dewasa, R/anak kecil luas permukaan tubuhnya lebih kecil sehingga racun mudah menyabar
  6. Beri ATS 1500-3000 unit, R/ antisipasi masuknya bakteri saat terjadi gigitan
  7. Anjurkan kontrol setelah tiga hari, R/ gigitan ular bisa kambuh setelah tiga hari gigitan
DAFTAR PUSTAKA
Arif Mansyoer Dkk. 2000. Kapita Selecta Kedokteran. Ed 2, Jakarta : Media Aesculapius
Doengoes, Marillyn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Ed 2 Jakarta : EGC
Oswari E. 2000. Bedah Dan Perawatannya. FKUI ; Jakarta

Ditulis Oleh : Unknown Hari: 4:29 AM Kategori:

0 comments:

Post a Comment

 
iNet Squared Ltd
Incubationer LTD